GOOGLE SEARCH ENGINE
Custom Search

Debat Terakhir Calon Wapres Kurang Greget

JAKARTA LIFE'S STYLE. Debat calon wakil presiden putaran kedua berlangsung kurang menarik. Pemaparan visi dan misi yang mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” itu terkesan normatif. Perdebatan yang terjadi antara Prabowo Subianto, Boediono, dan Wiranto juga tidak maksimal sehingga terkesan kurang greget. “Para kandidat kurang bisa mengemas dengan baik,” kata anggota Komisi Pemilihan Umum, I Gusti Putu Artha, seusai acara.

Debat yang berlangsung di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta, itu dipandu oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia Fahmi Idris dan berlangsung dalam lima sesi. Beberapa topik diangkat, antara lain soal kesehatan, termasuk seputar masalah rokok, dan pendidikan. Selama debat berlangsung, hanya Wiranto yang berani keluar dari podium. Ia juga tampak rileks dengan sesekali melontarkan seloroh. Sedangkan Prabowo dan Boediono bertahan di podiumnya masing-masing.

Ihwal inisiasi larangan merokok dan kesehatan anak, sekadar contoh, semua kandidat sepakat ada bahaya kesehatan di balik lintingan irisan tembakau itu. Meski demikian, mereka mengakui masalah rokok memang cukup dilematis karena menyangkut industri rokok dan petani tembakau.

“Soal anak dan rokok, anak lebih penting karena menyangkut generasi bangsa, harus didahulukan. Inisiasi ini harus diundangkan,” kata Wiranto. Meski sepakat mengutamakan kesehatan anak, Prabowo mengingatkan soal banyaknya petani yang menanam tembakau dan kemungkinan yang timbul jika mereka harus beralih mata pencaharian. “Kewajiban pemerintah menjamin warganya tidak sengsara jika beralih mata pencaharian,” kata Prabowo.

Adapun Boediono terlebih dulu mengklarifikasi bahwa dirinya dan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak merokok sehingga keduanya jelas mendukung agar rokok tidak membebani kesehatan anak-anak. “Tapi ini juga problema. Sebab, seperti tadi diungkapkan, ini menyangkut industri dan petani,” katanya.

Setelah debat rampung, ketiga calon presiden mengeluhkan kurangnya waktu untuk menyampaikan pendapat. "Kalau memang diinginkan, sebenarnya keinginan kita lebih panjang lagi," kata Boediono. "Kita menjelaskan sesuatu yang sangat complicated, waktu hanya satu-dua menit, memang sulit untuk bisa menyampaikan secara utuh konsep kita," kata Wiranto.

Berbeda dengan sebelumnya, dalam debat calon wakil presiden putaran terakhir ini format diubah sehingga kesan formal pun luntur. Moderator tampak berjalan-jalan di panggung dan debat tak lagi menayangkan latar belakang ketiga calon wakil presiden. Sebagai gantinya, cara memperkenalkan diri para calon dilakukan dengan menanyai kandidat lain tentang pesaingnya. Ketiga kandidat pun mengaku saling mengenal.

Saat Wiranto ditanyai soal Prabowo, misalnya, ia menyatakan, “Saya sudah mengenal beliau lama karena sama-sama pernah di TNI, walaupun saya lebih duluan karena nasib.” Sedangkan Boediono mengatakan dirinya tidak mengenal Prabowo secara pribadi. “Karena saya memang tidak di ketentaraan. Tapi beliau beken. Jadi, sebagai orang yang di pemerintahan, saya pasti kenal.”



0 komentar:

Post a Comment

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RECENT COMMENT